Friday, March 6, 2015

Seri Imunisasi : Vaksin DTP

Sumber gambar : Google Image

DTP……, sebenarnya artinya apa ?
DTP adalah singkatan dari Difteri, Tetanus dan Pertusis. Pemberian vaksin DTP bertujuan untuk memberikan kekebalan dari penyakit difteri, tetanus dan pertusis melalui perangsangan sistem imun si kecil sejak dini.

Apakah anak saya wajib mendapatkan vaksin DTP ?
Ya, wajib! Bayi belum memiliki kekebalan terhadap 3 penyakit tersebut. Pemberian vaksin DTP akan mengajarkan sistem imun bayi mengenal difteri, tetanus dan pertusis (batuk rejan/ batuk 100 hari), sehingga jika anak anda terinfeksi difteri, tetanus dan pertusis sistem kekebalan tubuh si kecil akan mampu memakan dan membunuh bakteri ini. Ingat Ibu, Difteri, tetanus dan pertusis adalah penyakit yang mematikan


Kapan si Kecil diberikan vaksin DTP ?
Vaksin DTP wajib diberikan pada usia 2,4 dan 6 bulan. Pemberian ulangan boleh dilakukan saat anak berusia 18-24 bulan dan 5 tahun. Kemudian dilanjutkan vaksin Td pada usia 7 dan 18 tahun.

Kenapa DTP harus diberikan secara berulang ?
DTP adalah jenis vaksin mati. Pemberian vaksin mati akan meningkatkan kekebalan anak secara beratahap. Kekebalan anak akan menurun setiap 1 bulan setelah vaksin disuntikkan, terutama jika si kecil masih berusia dibawah 6 bulan. Setelah 6 bulan, kekebalan tubuh untuk DTP membaik, sehingga pemberian berikutnya dapat dilakukan dengan interval lebih lama.

Berbeda dengan jenis vaksin hidup seperti oPV, MMR, Varicella, BCG, Campak, Hepatitis A/B, pemberian hanya wajib diberikan 1 kali saja, oleh karena kekebalan yang didapatkan lebih lama. Saya akan jelaskan satu persatu pada artikel berikutnya, stay tune….;)

Jika vaksin DTP memiliki kekebalan terhadap 3 jenis penyakit, bisakah saya dijelaskan satu persatu ?
Kita mulai dari toxoid difteria…
Vaksin ini bertugas merangsang kekebalan terhadap penyakit Difteri. Vaksin difteri bisa dijumpai dalam bentuk terpisah dengan DTP. Vaksin DT,Td dan TdaP merupakan jenis jenis vaksin difteri dengan waktu penggunaan yang berbeda. Vaksin DT biasanya diberikan sebagai booster pada anak di atas usia 5 tahun. Vaksin Td, digunakan sebagai booster pada anak di atas usia 7 tahun, yap bener…saat usia sekolah (BIAS). Tentunya untuk mendapat Td, si Kecil harus mendapat DTP dulu sebanyak 3 kali. Sedangkan TdaP ditujukan pada Ibu, supaya bayi tidak terinfeksi tetanus

Kemudian toxoid tetanus…
Vaksin ini bertugas merangsang kekebalan terhadap infeksi tetanus. Ada beberapa sediaan toxoid tetanus, yaitu TT (tunggal/monovalen) dan kombinasi (DTaP, DTwP, DT dan dT). Khusus untuk DTaP dan DTwP tidak diberikanpada bayi dibawah 6 minggu.

Dan akhirnya, vaksin pertusis..
Vaksin ini bertugas merangsang kekebalan terhadap infeksi pertusis. Pertusis adalah batuk rejan/batuk 100 hari (whooping cough). Ini  batuk yang berat, sehingga anak anda terlihat seperti mau muntah dan sulit sekali berhenti. Terkadang batuk disertai dengan darah. Vaksin pertusis terdiri dari DTaP dan DTwP. Pemberian DTaP akan menimbulkan KIPI yang lebih rendah jika dibandingkan dengan DTwp (Baca mengenai KIPI di blog saya tentang vaksin lainnya)

Adakah KIPI (Kejadian Ikutan Paska Imunisasi) dari pemberian DTP ?
Ada. Pemberian jenis vaksin mati seperti ini, akan memberikan reaksi lokal pada tempat suntikan. Reaksi lokal berupa bengkak, kemerahan dan sakit sehingga bayi anda jadi rewel. Namun jangan panik, reaksi tersebut tidak berlangsung lama dan akan hilang dengan sendirinya.

Selain itu, pemberian DTP juga akan membuat anak anda menjadi demam. Terkadang demam yang ditimbulkan tinggi. Dokter anak anda akan memberikan anti demam tentunya. Jika demam tidak turun, segera bawa kembali ke dokter anak anda, karena demam yang tinggi dapat memancing kejang. (Baca blog saya mengenai kejang pada anak, untuk mengetahui tatalaksana awal kejang jika anda jauh dari dokter)

Apa yang perlu saya ketahui ?

Kejang yang terjadi pada bayi saat pemberian DTP pertama, bukan merupakan hambatan pemberian vaksin DTP selanjutnya. Tetapi jika kejang yang ditimbulkan mampu membuat anak anda kehilangan kesadaran (akut ensefalopati), pemberian DTP dihentikan dan tidak boleh diberikan untuk selanjutnya.

Tanya dokter anak anda saat hendak memberikan vaksin ini. Namun demikian Ibu jangan khawatir, karena kejadian ensefalopati akan sangat sangat jarang dijumpai di Indonesia. 

No comments:

Post a Comment