Sumber gambar : Google Image
DTP……,
sebenarnya artinya apa ?
DTP adalah singkatan dari Difteri, Tetanus dan Pertusis. Pemberian
vaksin DTP bertujuan untuk memberikan kekebalan dari penyakit difteri, tetanus
dan pertusis melalui perangsangan sistem imun si kecil sejak dini.
Apakah
anak saya wajib mendapatkan vaksin DTP ?
Ya, wajib! Bayi belum memiliki kekebalan terhadap 3 penyakit tersebut.
Pemberian vaksin DTP akan mengajarkan sistem imun bayi mengenal difteri, tetanus
dan pertusis (batuk rejan/ batuk 100 hari), sehingga jika anak anda terinfeksi
difteri, tetanus dan pertusis sistem kekebalan tubuh si kecil akan mampu
memakan dan membunuh bakteri ini. Ingat Ibu, Difteri, tetanus dan pertusis
adalah penyakit yang mematikan
Kapan
si Kecil diberikan vaksin DTP ?
Vaksin DTP wajib diberikan pada usia 2,4 dan 6 bulan. Pemberian ulangan
boleh dilakukan saat anak berusia 18-24 bulan dan 5 tahun. Kemudian dilanjutkan
vaksin Td pada usia 7 dan 18 tahun.
Kenapa DTP harus diberikan secara berulang ?
DTP adalah jenis vaksin mati. Pemberian vaksin mati akan meningkatkan
kekebalan anak secara beratahap. Kekebalan anak akan menurun setiap 1 bulan
setelah vaksin disuntikkan, terutama jika si kecil masih berusia dibawah 6
bulan. Setelah 6 bulan, kekebalan tubuh untuk DTP membaik, sehingga pemberian
berikutnya dapat dilakukan dengan interval lebih lama.
Berbeda dengan jenis vaksin hidup seperti oPV, MMR, Varicella, BCG,
Campak, Hepatitis A/B, pemberian hanya wajib diberikan 1 kali saja, oleh karena
kekebalan yang didapatkan lebih lama. Saya akan jelaskan satu persatu pada
artikel berikutnya, stay tune….;)
Jika
vaksin DTP memiliki kekebalan terhadap 3 jenis penyakit, bisakah saya
dijelaskan satu persatu ?
Kita
mulai dari toxoid difteria…
Vaksin ini bertugas merangsang kekebalan terhadap penyakit Difteri.
Vaksin difteri bisa dijumpai dalam bentuk terpisah dengan DTP. Vaksin DT,Td dan
TdaP merupakan jenis jenis vaksin difteri dengan waktu penggunaan yang berbeda.
Vaksin DT biasanya diberikan sebagai booster pada anak di atas usia 5 tahun.
Vaksin Td, digunakan sebagai booster pada anak di atas usia 7 tahun, yap bener…saat
usia sekolah (BIAS). Tentunya untuk mendapat Td, si Kecil harus mendapat DTP
dulu sebanyak 3 kali. Sedangkan TdaP ditujukan pada Ibu, supaya bayi tidak
terinfeksi tetanus
Kemudian
toxoid tetanus…
Vaksin ini bertugas merangsang kekebalan terhadap infeksi tetanus. Ada
beberapa sediaan toxoid tetanus, yaitu TT (tunggal/monovalen) dan kombinasi
(DTaP, DTwP, DT dan dT). Khusus untuk DTaP dan DTwP tidak diberikanpada bayi
dibawah 6 minggu.
Dan akhirnya,
vaksin pertusis..
Vaksin ini bertugas merangsang kekebalan terhadap infeksi pertusis. Pertusis
adalah batuk rejan/batuk 100 hari (whooping cough). Ini batuk yang berat, sehingga anak anda terlihat
seperti mau muntah dan sulit sekali berhenti. Terkadang batuk disertai dengan
darah. Vaksin pertusis terdiri dari DTaP dan DTwP. Pemberian DTaP akan
menimbulkan KIPI yang lebih rendah jika dibandingkan dengan DTwp (Baca mengenai
KIPI di blog saya tentang vaksin lainnya)
Adakah
KIPI (Kejadian Ikutan Paska Imunisasi) dari pemberian DTP ?
Ada. Pemberian jenis vaksin mati seperti ini, akan memberikan reaksi
lokal pada tempat suntikan. Reaksi lokal berupa bengkak, kemerahan dan sakit
sehingga bayi anda jadi rewel. Namun jangan panik, reaksi tersebut tidak berlangsung
lama dan akan hilang dengan sendirinya.
Selain itu, pemberian DTP juga akan membuat anak anda menjadi demam.
Terkadang demam yang ditimbulkan tinggi. Dokter anak anda akan memberikan anti
demam tentunya. Jika demam tidak turun, segera bawa kembali ke dokter anak
anda, karena demam yang tinggi dapat memancing kejang. (Baca blog saya mengenai
kejang pada anak, untuk mengetahui tatalaksana awal kejang jika anda jauh dari
dokter)
Apa
yang perlu saya ketahui ?
Kejang yang terjadi pada bayi saat pemberian DTP pertama, bukan
merupakan hambatan pemberian vaksin DTP selanjutnya. Tetapi jika kejang yang
ditimbulkan mampu membuat anak anda kehilangan kesadaran (akut ensefalopati),
pemberian DTP dihentikan dan tidak boleh diberikan untuk selanjutnya.
Tanya dokter anak anda saat hendak memberikan vaksin ini. Namun
demikian Ibu jangan khawatir, karena kejadian ensefalopati akan sangat sangat
jarang dijumpai di Indonesia.
No comments:
Post a Comment