Tuesday, October 22, 2013

Diare : Masalah serius yang harus diatasi pada bayi

(Sumber gambar: google image)



Bagaimana diare bisa menjadi masalah serius ?

Bayi dan anak memiliki komposisi cairan yang berbeda, jika dibandingkan dengan dewasa. Bayi, memiliki komposisi cairan yang paling banyak. Hampir 80% dari tubuh bayi adalah cairan. Diare yang tidak terkontrol dapat menguras sebagian besar cairan pada bayi

Apakah kehilangan cairan menjadi satu-satunya penyulit pada diare bayi ?

Tidak. Selain cairan, tubuh juga kehilangan elektrolit. Elektrolit adalah ion ion yang menjaga keseimbangan cairan. Elektrolit terpenting, yaitu natrium dan kalium, merupakan elektrolit yang paling sering hilang saat diare.

Apa yang terjadi saat elektrolit hilang ?

Kehilangan natrium, merupakan kelainan yang paling sering dijumpai pada bayi yang dirawat dengan diare. Jika proses kehilangan terus berlangsung, sebagian sel di dalam tubuh akan membengkak. Pembengkakan ini jika terjadi di otak, akan melumpuhkan kerja otak

Hal ini yang menerangkan, mengapa  terjadi penurunan kesadaran pada bayi dengan diare yang tidak terkontrol

Apa yang terjadi jika kalium yang hilang ?

Keadaan bisa menjadi lebih parah. Jika dibiarkan terus menerus, membuat sel otak mengkerut dan akhirnya mengalami perdarahan. Kinerja jantung juga terganggu secara langsung.

Apa yang perlu diketahui ?

Jangan pernah menganggap enteng diare pada bayi. Temui dokter anak anda jika frekuensi diare > 3 kali dalam 1 hari, dengan konsistensi kotoran yang cair dan sedikit/tanpa ampas.

Dokter anak anda akan mengambil sampel darah pada bayi, untuk menilai jumlah natrium atau kalium yang hilang. Nilai tersebut akan dijadikan acuan dalam koreksi.

Jangan menghentikan ASI/susu formula saat bayi diare, tentunya setelah memastikan jika diare tidak disebabkan oleh alergi susu sapi (baca blog saya mengenai alergi susu sapi)

Penyebab diare pada bayi terbanyak adalah virus. Jangan mengharapkan pemberian antibiotik untuk diare, kecuali dokter anak anda punya alasan kuat untuk memberi antibiotik




No comments:

Post a Comment