(Sumber gambar: gooogle image)
Anak Ibu sering mengamuk ?
Anak yang suka mengamuk di
istilahkan dengan “Temper Tantrum/Tantrum”. Tantrum merupakan fase perkembangan
anak yang normal, dan bukan mengarah pada suatu kelainan.
Bagaimana bisa si kecil bisa mengalami tantrum
?
Tantrum merupakan ekspresi si
kecil jika keinginannya tidak tersampaikan, khususnya ditujukan pada orang tua.
Bisanya anak yang mengalami keterlambatan bicara (speech delay) sering mengalami tantrum. Salah satu yang dikerjakan
oleh dokter anak anda adalah mengukur kemampuan anak dalam berbahasa melalui milestone tertentu. Anak yang terlambat
mencapai milestone bahasa pada rerata
usianya, selalu akan mengalami episode tantrum. Usia si kecil yang rentan
mengalami tantrum adalah 3-4 tahun
Apakah Tantrum berbahaya ?
Kebanyakan tantrum adalah hal yang
normal dialami oleh setiap anak, dan merupakan fase perkembangan normal anak.
Tetapi ada beberapa kasus tantrum yang berbahaya dan berlebihan seperti
tindakan menahan napas sampe pingsan, menghantuk hantukkan kepala kedinding
atau memukul dan melukai orang lain. Jika dijumpai kelainan tantrum seperti itu
maka diperlukan kontrol khusus ke dokter anak anda
Apa yang bisa saya lakukan jika si kecil mengalami episode tantrum ?
Bersikaplah tenang, dan jangan
terbawa emosi hingga memarahi apalagi
memukul si kecil.Cobalah lebih sensitif dan perhatian terhadap apa yang
diinginkan si Kecil setiap si kecil mengalami episode tantrum.
Pindahkan si kecil jika Ibu berada
pada pusat keramaian. Carilah tempat yang tenang untuk mendiamkan si kecil.
Saat episode tantrum terjadi, intervensi orang lain (selain orang tua) yang
berusaha menenangkan si kecil bukanlah suatu solusi, hindari sedapat mungkin.
Interaksi orang lain akan membuat si Kecil semakin mengamuk, ingat dan
pahamilah bahwa tantrum merupakan suatu ledakan emosi (acting out behaviour) yang ditujukan si Kecil untuk orang tuanya,
maka yang harus menenangkan si Kecil tentu orang tuanya sendiri.
Jika episode tantrum terjadi di
rumah sendiri, atau di tempat yang aman, tinggalkan si Kecil sampai si Kecil
tenang. Terkadang episode tantrum
terjadi jika si kecil menghendaki keinginannya sendiri, episode ini bisa
dimanfaatkan orang tua untuk mendidik si Kecil. Misalnya si Kecil hendak makan
kue padahal baru saja makan dan belum sampai waktu makan malam, Ibu sadar jika
si Kecil makan kue itu akan berefek buruk bagi kesehatannya (obesitas). Setelah
Tantrum terjadi, berikan pengertian seperti ini misalnya: “ Ibu tau kamu sedang
marah, kamu boleh makan kue, tapi setelah makan malam”. Jangan pernah meng ”ia”
kan keinginan si Kecil jka salah. Selalu menuruti keinginan si Kecil saat
tantrum akan membuat episode tantrum semakin parah jika si Kecil tidak
mendapatkan keinginannya di kemudian hari.
Usaha memberi pengertian saat
episode tantrum terjadi adalah tindakan yang sia sia. Saat tantrum terjadi, si
Kecil tidak akan mendengarkan apa yang Ibu sampaikan. Beri pengertian si Kecil
saat ia sudah reda. Kemudian, biarkan si
Kecil tahu bahwa dia baru saja mengalami emosi dan kemarahan, hal ini akan
membantu si Kecil mengenali perkembangan psikologisnya. Dan yang paling penting
adalah, berikan pujian si kecil jika ia berhasil melewati episode tantrumnya
dengan tidak berlebihan.
Apa yang bisa saya lakukan untuk mencegah
tantrum yang berlebihan pada si Kecil ?
Biarkan si Kecil memiliki mainan.
Pada masa yang serba canggih ini, Ibu harus bijak memilih mainan untuk si
Kecil, pilihlah secara bijaksana. Biarkan si Kecil bergaul dan memiliki teman
seusianya. Jangan biarkan si Kecil bermain sendiri, luangkan waktu untuk
mengawasi Si Kecil saat bermain. Jangan pernah bertengkar dengan pasangan di
depan si Kecil, Jika bertengkar carilah tempat yang tidak terlihat oleh si
Kecil.
No comments:
Post a Comment