Saturday, July 25, 2015

Kenali Makanan Pendamping ASI Bayi Anda



                                                        (sumber gambar: google image)

Apa yang dimaksud dengan Makanan Pendamping ASI (MPASI)
MPASI adalah makanan yang diberikan kepada bayi selama periode pemberian makanan peralihan (complementary feeding). MPASI diberikan selama periode 6 – 23 bulan. Periode ini merupakan masa yang sensitif untuk tumbuh kembang balita, sebab pemilihan MPASI yang salah akan menyebabkan tidak terpenuhinya kalori untuk tumbuh kembang anak anda (Gizi anak menjadi buruk).

Bagaimana jika saya menunda atau terlambat memberikan MPASI ?
Sejatinya, ASI tidak dapat memenuhi kebutuhan tumbuh kembang bayi setelah 6 bulan. ASI tidak mengandung cukup besi (Fe), seng (Zn) dan vitamin A untuk kebutuhan bayi setelah usia 6 bulan. Keterlambatan pemberian MPASI (> 7 bulan) memici terjadinya gagal tumbuh, defisiensi zat besi (anemia), defisiensi vitamin A (rabun senja) dan gangguan kulit (defisiensi  Zn). Apabila terlalu cepat (< 4 bulan) MPASI justru akan memicu timbulnya diare, dehidrasi, alergi dan gangguan tumbuh kembang

Bagaimana memilih MPASI yang benar ?
Makanan padat yang pertama kali dikenalkan kepada bayi adalah makanan berbahan dasar beras yang terfortifikasi. Makanan ini merupakan jenis makanan yang hipoalergenik dan kaya dengan zat besi. Tunda pemberian sereal dan makanan yang berbahan dasar gandum hingga 8 bulan untuk mencegah alergi. Beberapa sumber makanan yang kaya zat besi yang dapat diberikan adalah hati sapi/ayam, daging sapi (cincang), daging unggas (bagian yang gelap), tuna, ikan Cod, udang, tiram, kuning telur, sayuran hijau, kacang kacangan, biji bijian, buah seperti apel, apricot, prune

Bagaimana memulai memberikan MPASI ?
Tidak ada urutan khusus dalam memulai MPASI. Pada prinsipnya, mulailah dengan memberikan makanan dengan tekstur halus, lembut dan tingkatkan bertahap sampai tekstur yang kasar pada usia 2 tahun, tentunya dituntut kesabaran orang tua pada fase ini. Mulailah dengan jumlah yang sedikit (1-2 sdt) pada setiap mengenalkan jenis makanan baru pada bayi, dan berikan pada bayi. Ingat, bahwa setiap makanan baru yang dikenalkan akan menimbulkan risiko terjadi alergi, hendaknya berikan jenis makanan baru pada pagi hari saja.

Berikan makanan secara langsung, dalam porsi kecil dan sedikit sedikit pada anak. Jika anak menolak, berikan makanan dengan jenis dan tekstur yag berbeda. Jangan memaksa anak untuk makan, apalagi sampai memukul. Hindari fase makan lebih dari 30 menit, jika lebih bersihkan segera makanan dari anak. Pada usia 6-8 bulan, MPASI hanya diberikan 2-3x/hari dengan jumlah 2-3 sdm/hari hingga ½ mangkok (125 cc) disamping ASI. Pada usia 9-11 bulan, MPASI diberikan ½-¾ mangkok (125-175 cc), 3-4 x/hari disamping ASI. Pada usia 12-23 bulan, MPASI diberikan ¾-1 mangkok (175-250 cc), 3-4 x/hari sambil menyapih ASI. Dibutuhkan kesabaran untuk menyapih ASI, jika anak mengamuk, baca blog saya mengenai tantrum di link ini http://adf.ly/1LOVoB

Apa yang perlu diketahui saat memberikan MPASI ?
Sebaiknya hindari pemberian madu sebelum anak berusia 1 tahun karena risiko infeksi botulism. Saat memberikan telur, jangan diberikan setengah matang, karena akan meningkatkan risiko infeksi salmonela (demam tifus). Hindari pemberian susu sapi pada bayi < 1 tahun karena memiliki kadar Fe rendah, natrium, kalium dan klorida yang tinggi sehingga membebani ginjal. Hendaknya Ibu juga harus mengetahui basic feeding rules untuk anak Ibu, silahkan baca di link ini http://adf.ly/1LOWRG

Kenali Gejala ini Jika Si Kecil Sering Marah dan Mengamuk



                                                         (Sumber gambar: gooogle image)

Anak Ibu sering mengamuk ?
Anak yang suka mengamuk di istilahkan dengan “Temper Tantrum/Tantrum”. Tantrum merupakan fase perkembangan anak yang normal, dan bukan mengarah pada suatu kelainan.

Bagaimana bisa si kecil bisa mengalami tantrum ?
Tantrum merupakan ekspresi si kecil jika keinginannya tidak tersampaikan, khususnya ditujukan pada orang tua. Bisanya anak yang mengalami keterlambatan bicara (speech delay) sering mengalami tantrum. Salah satu yang dikerjakan oleh dokter anak anda adalah mengukur kemampuan anak dalam berbahasa melalui milestone tertentu. Anak yang terlambat mencapai milestone bahasa pada rerata usianya, selalu akan mengalami episode tantrum. Usia si kecil yang rentan mengalami tantrum adalah 3-4 tahun

Apakah Tantrum berbahaya ?
Kebanyakan tantrum adalah hal yang normal dialami oleh setiap anak, dan merupakan fase perkembangan normal anak. Tetapi ada beberapa kasus tantrum yang berbahaya dan berlebihan seperti tindakan menahan napas sampe pingsan, menghantuk hantukkan kepala kedinding atau memukul dan melukai orang lain. Jika dijumpai kelainan tantrum seperti itu maka diperlukan kontrol khusus ke dokter anak anda


Apa yang bisa saya lakukan jika si kecil mengalami episode tantrum ?
Bersikaplah tenang, dan jangan terbawa emosi  hingga memarahi apalagi memukul si kecil.Cobalah lebih sensitif dan perhatian terhadap apa yang diinginkan si Kecil setiap si kecil mengalami episode tantrum.

Pindahkan si kecil jika Ibu berada pada pusat keramaian. Carilah tempat yang tenang untuk mendiamkan si kecil. Saat episode tantrum terjadi, intervensi orang lain (selain orang tua) yang berusaha menenangkan si kecil bukanlah suatu solusi, hindari sedapat mungkin. Interaksi orang lain akan membuat si Kecil semakin mengamuk, ingat dan pahamilah bahwa tantrum merupakan suatu ledakan emosi (acting out behaviour) yang ditujukan si Kecil untuk orang tuanya, maka yang harus menenangkan si Kecil tentu orang tuanya sendiri.

Jika episode tantrum terjadi di rumah sendiri, atau di tempat yang aman, tinggalkan si Kecil sampai si Kecil tenang.  Terkadang episode tantrum terjadi jika si kecil menghendaki keinginannya sendiri, episode ini bisa dimanfaatkan orang tua untuk mendidik si Kecil. Misalnya si Kecil hendak makan kue padahal baru saja makan dan belum sampai waktu makan malam, Ibu sadar jika si Kecil makan kue itu akan berefek buruk bagi kesehatannya (obesitas). Setelah Tantrum terjadi, berikan pengertian seperti ini misalnya: “ Ibu tau kamu sedang marah, kamu boleh makan kue, tapi setelah makan malam”. Jangan pernah meng ”ia” kan keinginan si Kecil jka salah. Selalu menuruti keinginan si Kecil saat tantrum akan membuat episode tantrum semakin parah jika si Kecil tidak mendapatkan keinginannya di kemudian hari.

Usaha memberi pengertian saat episode tantrum terjadi adalah tindakan yang sia sia. Saat tantrum terjadi, si Kecil tidak akan mendengarkan apa yang Ibu sampaikan. Beri pengertian si Kecil saat ia sudah reda. Kemudian,  biarkan si Kecil tahu bahwa dia baru saja mengalami emosi dan kemarahan, hal ini akan membantu si Kecil mengenali perkembangan psikologisnya. Dan yang paling penting adalah, berikan pujian si kecil jika ia berhasil melewati episode tantrumnya dengan tidak berlebihan.

Apa yang bisa saya lakukan untuk mencegah tantrum yang berlebihan pada si Kecil ?
Biarkan si Kecil memiliki mainan. Pada masa yang serba canggih ini, Ibu harus bijak memilih mainan untuk si Kecil, pilihlah secara bijaksana. Biarkan si Kecil bergaul dan memiliki teman seusianya. Jangan biarkan si Kecil bermain sendiri, luangkan waktu untuk mengawasi Si Kecil saat bermain. Jangan pernah bertengkar dengan pasangan di depan si Kecil, Jika bertengkar carilah tempat yang tidak terlihat oleh si Kecil.