Saturday, July 25, 2015

Kenali Gejala ini Jika Si Kecil Sering Marah dan Mengamuk



                                                         (Sumber gambar: gooogle image)

Anak Ibu sering mengamuk ?
Anak yang suka mengamuk di istilahkan dengan “Temper Tantrum/Tantrum”. Tantrum merupakan fase perkembangan anak yang normal, dan bukan mengarah pada suatu kelainan.

Bagaimana bisa si kecil bisa mengalami tantrum ?
Tantrum merupakan ekspresi si kecil jika keinginannya tidak tersampaikan, khususnya ditujukan pada orang tua. Bisanya anak yang mengalami keterlambatan bicara (speech delay) sering mengalami tantrum. Salah satu yang dikerjakan oleh dokter anak anda adalah mengukur kemampuan anak dalam berbahasa melalui milestone tertentu. Anak yang terlambat mencapai milestone bahasa pada rerata usianya, selalu akan mengalami episode tantrum. Usia si kecil yang rentan mengalami tantrum adalah 3-4 tahun

Apakah Tantrum berbahaya ?
Kebanyakan tantrum adalah hal yang normal dialami oleh setiap anak, dan merupakan fase perkembangan normal anak. Tetapi ada beberapa kasus tantrum yang berbahaya dan berlebihan seperti tindakan menahan napas sampe pingsan, menghantuk hantukkan kepala kedinding atau memukul dan melukai orang lain. Jika dijumpai kelainan tantrum seperti itu maka diperlukan kontrol khusus ke dokter anak anda


Apa yang bisa saya lakukan jika si kecil mengalami episode tantrum ?
Bersikaplah tenang, dan jangan terbawa emosi  hingga memarahi apalagi memukul si kecil.Cobalah lebih sensitif dan perhatian terhadap apa yang diinginkan si Kecil setiap si kecil mengalami episode tantrum.

Pindahkan si kecil jika Ibu berada pada pusat keramaian. Carilah tempat yang tenang untuk mendiamkan si kecil. Saat episode tantrum terjadi, intervensi orang lain (selain orang tua) yang berusaha menenangkan si kecil bukanlah suatu solusi, hindari sedapat mungkin. Interaksi orang lain akan membuat si Kecil semakin mengamuk, ingat dan pahamilah bahwa tantrum merupakan suatu ledakan emosi (acting out behaviour) yang ditujukan si Kecil untuk orang tuanya, maka yang harus menenangkan si Kecil tentu orang tuanya sendiri.

Jika episode tantrum terjadi di rumah sendiri, atau di tempat yang aman, tinggalkan si Kecil sampai si Kecil tenang.  Terkadang episode tantrum terjadi jika si kecil menghendaki keinginannya sendiri, episode ini bisa dimanfaatkan orang tua untuk mendidik si Kecil. Misalnya si Kecil hendak makan kue padahal baru saja makan dan belum sampai waktu makan malam, Ibu sadar jika si Kecil makan kue itu akan berefek buruk bagi kesehatannya (obesitas). Setelah Tantrum terjadi, berikan pengertian seperti ini misalnya: “ Ibu tau kamu sedang marah, kamu boleh makan kue, tapi setelah makan malam”. Jangan pernah meng ”ia” kan keinginan si Kecil jka salah. Selalu menuruti keinginan si Kecil saat tantrum akan membuat episode tantrum semakin parah jika si Kecil tidak mendapatkan keinginannya di kemudian hari.

Usaha memberi pengertian saat episode tantrum terjadi adalah tindakan yang sia sia. Saat tantrum terjadi, si Kecil tidak akan mendengarkan apa yang Ibu sampaikan. Beri pengertian si Kecil saat ia sudah reda. Kemudian,  biarkan si Kecil tahu bahwa dia baru saja mengalami emosi dan kemarahan, hal ini akan membantu si Kecil mengenali perkembangan psikologisnya. Dan yang paling penting adalah, berikan pujian si kecil jika ia berhasil melewati episode tantrumnya dengan tidak berlebihan.

Apa yang bisa saya lakukan untuk mencegah tantrum yang berlebihan pada si Kecil ?
Biarkan si Kecil memiliki mainan. Pada masa yang serba canggih ini, Ibu harus bijak memilih mainan untuk si Kecil, pilihlah secara bijaksana. Biarkan si Kecil bergaul dan memiliki teman seusianya. Jangan biarkan si Kecil bermain sendiri, luangkan waktu untuk mengawasi Si Kecil saat bermain. Jangan pernah bertengkar dengan pasangan di depan si Kecil, Jika bertengkar carilah tempat yang tidak terlihat oleh si Kecil.




No comments:

Post a Comment